Malin kundang

Zsaskia


 

Kisah cerita si Maling Kundang, Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja. Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan.

Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.

Dan pada suatu hari dia kembali kekampung nya karna keinginan istri yang ngidam pergi ke pantai air manis. Tetapi ia mengingat ibunya yang sudah tau dia agak malu kepada istrinya.

Ketika malin dan istri nya sudah datang kepantai air manis disitu lah ibunya malin datang dan langsung memeluknya malin pun risih ketika ibunya memeluk dia. Dan diapun mendorong ibunya yang sangat kuat. Ibunya pu heran ketika sifat anak nya yang bisa dibilang kurang ajar. Dia pun bertanya kepada malin kenapa dia mendorong ibunya sendiri, malin pun membantah perkataan ibunya kalo dia tidak mempunyai ibu semacam dia. Ibunya pu menangis ketika mendengar anak nya berkata seperti itu. Malin pun pergi lagi bersama istri nya ke kota sebrang karna kejadian tadi membuat dia malu kepada istrinya.

Sang ibu pun marah ketika malin yang berkata seperti itu dia pun mengutuk malin menjadi batu. Malain mendengar ketika ibunya berkata akan mengutuk nya menjadi batu. Dia pun tertawa karna perkataan ibunya. Dia pun mengelak perkataan ibunya. 

Ketika sedang belayar datang lah badai yang sangat kuat dan menghantam kapal yang dipakai malin, seketika kapal malin pun terbalik bersama orang-orang yang ada di dalam kapal tersebut. 

Sebelum kapal terbalik malin sempat berteriak dan meminta maaf kepada emaknya dia menyesal atas perilakunya yang sempat kurang ajar kepada emak nya. Malin pun menjadi batu, itu lah kisah si malin kundang yang kurang ajar kepada ibunya sendiri

    "Jadi kita tidak boleh durhaka kepada orang tua dan selalu berbakti kepada orang tua, karna orang tua lah yang paling beharga bagi kita"



Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)